Karya : Aswan
Siswa SMP Terbuka
CLC Pontian Fico- Kelas 8
Misteri Hantu Perakang
Hari yang paling
menyenangkan bagi anak-anak sekolah, ialah waktu hari libur tiba. Libur selama
sebulan, dan semua anak-anak asrama pulang ke
rumahnya masing-masing, ada yang tinggal di perkampungan dan ada yang
tinggal di Kota. Uchop salah satu anak SMP yang tinggal di Kota, yang jauh dari
perkampungan. Uchop berharap libur kali ini memberi makna dan manfaat kepada Uchop.
Rasa Gembira di hati Uchop masih masih berkobar-kobar karena Ibu Uchop sedang
hamil delapan bulan dan tinggal menunggu beberapa minggu saja lagi, Ibu Uchop
akan melahirkan.
Ibu Uchop bernama Siti, Uchop
adalah anak pertama yang sudah lama menunggu adik. Ibu Uchop sudah tiga belas
tahun tidak mengandung.
Uchop pulang ke Kampungnya
tidak sendirian tapi bersama sahabat-sahabatnya yang tinggal di Kota,
sahabat Uchop yang bernama Samsul dan Andi.
Samsul dan Andi tidak pernah ke kampung
karena keluarga dan saudara-saudara mereka semua tinggal di Kota besar. Jadi
ini kesempatan Uchop untuk membawa sahabat-sahabatnya merasakan hidup di
perkampungan yang jauh dari Kota. Perjalanan dari Kota ke Kampung mengambil
waktu 10 jam. Jadi Uchop dan sahabat-sahabatnya naik bus yang mempunyai
Fasilitas mewah agar tidak membosankan. Yang membuat Uchop khawatir adalah
sahabat-sahabatnya tidak pernah hidup di
perkampungan, adakah sahabat-sahabat Uchop akan terbiasa?.
Tetapi Uchop merasa gambira
karena bisa bersama-sama berlibur dalam kehidupan perkampungan dengan
sahabatnya. Sebelum pulang kampung Uchop, Samsul dan Andi sibuk mengemasi
barang-barang keperluan mereka masing-masing. Kepulangan Uchop ke Kampungnya
tidak di ketahui oleh orang tuanya, Uchop sengaja tidak ingin memberitahu
tentang libur kali ini. Karena Uchop ingin memberi kejutan kepada orang tuanya
dengan membawa dua orang sahabatnya. Ayah Uchop adalah seorang petani, namanya
Basri. Dan dari hasil bertanilah Uchop bisa sekolah. Karena ayahnya tidak mau Uchop
hidup seperti ayahnya, hanya seorang petani seumur hidup. Jadi ayah Uchop rela
bekerja seharian demi anaknya, dengan
harapan suatu hari nanti Uchop bisa mengubah nasib keluarganya. Kehidupan
keluarga Uchop di kampung serba kekurangan, kadang makan saja susah apalagi
sekolah.
Di kampung Uchop Hanya ada sekolah TK, dengan di kelilingi hutan rimba yang
jauh dari Kota. Setelah tamat TK , Uchop sempat tidak bersekolah selama satu
tahun karena ayah dan ibu Uchop bingung
harus mencari sekolah dasar (SD) yang terdekat dengan kampung mereka. Dan
akhirnya ayah Uchop terpaksa membawa Uchop ke kampung sebelah, sekaligus
kampung paling dekat dengan kampungnya. Perjalanan dari kampung Uchop ke
kampung sebelah menghabiskan masa 3 jam untuk sampai. Sesampai di kampung
Polewali, Uchop merasa ada yang aneh dengan
kampung tersebut. Perkampungan yang sangat sunyi dan menyeramkan. Saat
itu Uchop masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Tiba-tiba Uchop melihat seorang nenek tua, lalu Uchop menanyakan hal
tersebut kepada ayahnya.
“Ayah, lihat tidak nenek tua itu?” tanya
Uchop dengan rasa ingin tahu.
“Mana? Ayah tidak lihat!”, jawab ayah Uchop dengan
rasa keheranan.
“Itu, nenek tua itu memanggil Uchop ayah!”
“ Ah, kamu ini Uchop ada-ada saja,
mungkin itu hanya halusinasi kamu saja!”
Uchop merasa sangat heran kenapa ayahnya tidak bisa melihat apa yang ia
lihat. Tiba-tiba Nenek tua tersebut menghilang, dan Uchop merasa sangat kaget
dan heran. Lalu ia pun menanyakan lagi hal tersebut pada ayahnya.
“Ayah...ayah, mana Nenek tua yang
tadi ada di situ?”
“Nenek yang mana? Dari tadi ayah
tidak melihat siapapun disana termasuk nenek tua yang kamu katakan.” Jawab ayah Uchop dengan suara yang
agak lantang.
“Tapi tadi,........”, belum sempat Uchop
melanjutkan kata-katanya, ayah Uchop langsung memotong apa yang Uchop ingin katakan.
“Sudahlah, ayah kan sudah katakan
itu hanya halusinasi kamu saja. Begini saja, nanti ayah tanya sama paman Saiful adakah nenek tua yang tinggal di kampung ini.
Sekarang sudah larut malam, kita harus bergegas sampai di rumah paman Saiful.” Kata
pak Basri sambil mempercepat langkahnya.
Sekitar jam 9 malam mereka sampai
ke rumah paman Saiful. Paman Saiful adalah adik ayah Uchop, dan paman
Saiful baru saja kehilangan istrinya. Kematian istri paman Saiful masih menjadi
misteri sampai sekarang. Istri paman Saiful mati dengan sangat mengenaskan dan sampai sekarang
masih jadi teka-teki bagi orang kampung karena kematian istri paman Saiful
terjadi ketika mau melahirkan anak pertama.
Paman Saiful tinggal bersama
istrinya, dan setiap rumah berjarak 10 km dengan rumah yang lainnya. Ketika
istri paman Saiful mau melahirkan kira-kira sekitar jam 12 tengah malam,
keadaan saat itu sangat panik karena ini adalah pertama kalinya paman Saiful
mengalami hal ini. Lalu paman Saiful meninggalkan istrinya di rumah seorang
diri, paman Saiful bergegas pergi ke rumah dukun kira-kira jaraknya 15 km. Sesampainya paman Saiful di rumah dukun
tersebut, paman Saiful langsung mengetuk pintu
sekuat mungkin.
“tok,tok,tok, nek Kiah, nek Kiah”,Paman
Saiful berteriak sekeras-kerasnya.
“Ada apa nak Saipul ? mengapa
malam-malam seperti ini kerumah nenek wajah kamu pun panik lagi, ada apa nak?” kata
nenek Kiah.
“Nek Kiah tolong istri saya nek,
istri saya mau melahirkan....!”, jawab paman Saiful dengan wajah serius dan
panik.
“Astaga!, mengapa kamu tinggalkan istri mu sendiri nak?” nenek
Kiah merasa khawatir.
“Nek Kiah, cepat! Kita sudah tidak punya waktu lagi.” Kata paman Saiful
pada nek Kiah.
Paman Saiful pun berjalan
secepat mungkin, diikuti dan disusul oleh nek Kiah yang sudah tua dengan nafas
terengah-engah. Sesampai paman Saiful dan nek Kiah di depan rumah, terdengar
suara orang menjerit. Dan ternyata orang itu adalah istri paman Saiful. Paman
Saiful dan nek Kiah pun langsung berlari
masuk kerumah paman Saiful. Sesampai saja di dalam rumah, ternyata pintu kamar
terkunci, lalu paman Saiful pun mendobrak pintu kamar sehingga pintu pun
terbuka dan paman Saiful melihat seorang sosok yang berbaju putih di penuhi
darah,lalu paman Saiful pun segera berlari ke dapur untuk mengambil parang lalu
mengejar dan melempar parang tersebut ke arah orang yang berbaju putih tadi,
parang tersebut mengenai kaki kiri orang tersebut. Setelah itu, orang tersebut
terbang dan menghilang. Paman Saiful dan nek Kiah pun langsung berlari melihat
keadaan istri paman Saiful. Tetapi sudah terlambat, istri paman Saiful sudah mati dan keadaannya
sangat mengenaskan. Perutnya terobek-robek seperti di robek binatang buas.
Istri dan anak paman Saiful tidak terselamatkan.
Setelah kejadian tersebut
banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang paman Saiful dan nek Kiah lihat
itu adalah hantu perakang.
Perakang adalah manusia
jadi-jadian, separuh manusia dan separuh hantu dan jika mereka menjadi perakang
semua itu di luar kesadaran orang itu. Hal itu terjadi diakibatkan oleh
orang-orang yang mengamalkan ilmu hitam, lalu melanggar pantang larang ilmu
hitam tersebut. Jadi sebagai perjanjian
mereka harus menjadi separuh manusia dan separuh hantu . siang menjadi
manusia dan di malam hari menjadi
perakang yang memburu mangsa. Perakang lebih suka ibu-ibu yang sedang hamil dan
dan bayi yang baru lahir. Perakang bisa mencium darah dari jarak jauh
sekalipun. Itulah kerja perakang setiap harinya.
Sulit untuk di percaya tapi itulah banyak
kisah tentang hantu tersebut, misteri hantu perakang menjadi buah bibir
penduduk kampung paman Saiful pada waktu itu. Banyak orang yang mengatakan
bahwa nenek Ida lah yang menjadi perakang tersebut. Karena setelah kematian
istri paman Saiful, nenek Ida tidak pernah keluar rumah. Dan cucu nenek Ida
bilang kaki kiri nenek Ida terluka karena itulah nenek Ida tidak pernah keluar
rumah lagi. Jadi paman Saiful teringat waktu dia melemparkan parang itu,
terkena kaki kirinya juga .paman Saiful tidak bisa berbuat apa-apa, bisa
dipercaya bisa tidak mungkin sudah ajal, istrinya.
Tidak semudah itu dimaafkan
kejadian-kejadian aneh sering terjadi ,setelah kematian istri paman Saiful ,
anak baru lahir mati yang mengenaskan ketika ada bekas tangan di leher dan
badan berwarna biru-biru banyak yang mengatakan ini kelakuan parakang ,tapi
antara percaya atau tidak percaya . Nenek ida sekitar berumur 70-an pernah
memberitahu cerita hidupnya ketika masih muda , nenek ida mengaku pernah
mengamalkan ilmu hitam tujuannya ialah untuk memikat lelaki yang dia cintai dan
cepat kaya raya , tetapi dengan perjanjian
kalau dia melanggar peraturan-peraturan yang di beri, dia akan berubah
menjadi manusia jadi-jadian seumur hidup. Tetapi apa yang berlaku di luar
kesadaran nenek ida . dia sama sekali tidak merasa apa-apa ketika menjadi perakang.
Selama enam tahun Uchop tinggal bersama paman
Saipul, bermacam-macam kejadian aneh yang terjadi, karena Uchop masih anak (SD)
jadi Uchop tidak terlalu berpikir tentang misteri hantu parakang . apa yang
membuatkan Uchop merasa kebingungan karena , pada suatu hari , apa bila Uchop
dan paman Saiful pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah Uchop teenampak nenek
ida yang sedang duduk di dalam mesjid berada di baris hadapan . Uchop berkata
kepada paman Saiful “ paman....,kok hantu bisa masuk mesjid sih...?
“Uchop...kamu jangan sembarangan kalau
berbicara, nenek ida itu juga manusia seperti kita, kita tidak ada hak untuk
menghakimi orang dan kalau memang nenek ida itu hantu mana mungkin bisa masuk
mesjid kita sebagai manusia harus saling
menghormati satu dengan yang lain. ...yah,, ! Kalau memang nenek ida itu
benar-benar hantu parakang seperti yang
kamu berbicara tadi., itu semua terjadi di luar kesadarannya“. Jawab paman
Saiful dengan penuh penjelasan .
“Tapi kata orang-orang, nenek Ida
itu ke mesjid bukan untuk beribadah tapi untuk menutupi kesalahannya” kata Uchop
sambil menatap paman Saiful.
“Yah udah, terserah kamu saja. Tapi ingat hanya Allah swt, yang maha
mengetahui segalanya, jadi paman minta sama Uchop jangan pernah ngawur kalau berbicara.
Nanti di dengar lagi sama nenek Ida, pasti akan menjadi masalah besar. Lagipula
kita tidak punya bukti yang kuat, jadi kita tidak bisa menuduh nenek Ida
sembarangan. Perakang itu ada yang baik ada yang jahat.” kata paman Saiful
menasihati Uchop.
Tiba-tiba nek Ida datang menghampiri Uchop dan paman Saiful.
“Assalamualaikum!”
“Wa’alaikumsalam”
“Wah, anak siapa ini nak Saipul?”tanya nenek Ida dengan penasaran.
“Oh ini keponakan saya, dia baru sebulan tinggal di sini nenek Ida namanya Uchop.
Dia tinggal bersama saya. Uchop, ayo salam sama nenek Ida!” jawab paman Saiful
sambil menyuruh Uchop menyalami nenek Ida.
Dengan rasa ketakutan Uchop pun
menyalam nenek Ida dengan memandang kearah lain, lalu segera berjalan ke
mesjid.
Itulah pertama kalinya Uchop
melihat nenek Ida dari dekat, dan Uchop merasa bahwa nenekk Ida hampir mirip dengan
orang tua yang Uchop pernah lihat saat pertama kali datang ke kampung paman
Saiful. Uchop masih sering mengingat saat ia pertama kali datang ke kampung paman
Saiful dan ia masih merasa heran dan bingung mengapa ia bisa melihat nenek tua
itu, sedangkan ayahnya tidak bisa melihat apa
yang ia lihat. Itu adalah pengalaman yang paling aneh yang pernah di
alami Uchop dan sampai sekarang hal itu masih menjadi tanda tanya untuknya.
Itulah pengalaman masa kecil Uchop yang masih menghantui pikirannya
sampai sekarang. Tapi Uchop tidak pernah menceritakan tentang hantu perakang
kepada teman-teman atau sahabatnya, malahan Uchop berpikir bahwa di zaman
sekarang hantu itu sudah tidak wujud.
Sudah 2 tahun Uchop sekolah di
Kota dan belum pernah pulang ke Kampungnya. Uchop merasa sangat rindu dengan
kampung halamannya, dan ia selalu mengingat sawah-sawah di kampungnya yang
sangat indah. Biasanya, setiap libur semester ayah dan Ibunya yang datang
menjenguk Uchop, tapi kali ini beda
karena Uchop sendiri yang akan pulang ke Kampungnya dengan membawa dua orang
sahabatnya. Yang membuat Uchop bertambah senang lagi karena sebentar lagi ia
akan mempunyai adik setelah sekian lama menantikan adik.
Setelah sekian lama duduk di
dalam bus, akhirnya mereka sampai juga di
terminal desa Bone, tepat jam 09.00 malam. Karena hari sudah larut malam, Uchop
dan sahabat-sahabatnya terpaksa berjalan kaki sampai di rumah Uchop karena
kendaraan di malam hari susah untuk di
cari. Perjalanan dari terminal ke rumah Uchop kira-kira mengambil waktu 1 jam
lebih.
Di tengah perjalanan Uchop
banyak bercerita tentang kampungnya yang
aman, damai dan sejahtera jauh dari kota. Yang ada hanya sawah, hutan, hewan
ternak dan lain-lain lagi. Yang paling menyenangkan lagi di tengah hutan ada air
terjun yang sangat indah. Mendengar cerita Uchop, Samsul dan Andi merasa tidak
sabar untuk sampai ke kampung Uchop, apalagi ini pertama kali Samsul dan Andi
pergi ke kampung yang jauh dari kota. Dengan rasa tidak sabar untuk menikmati
pemandangan-pemandangan indah yang ada di kampung Uchop.
“Uchop, di kampung kamu ada setan nggak?” tanya Samsul.
“Woi! Kamu ini ada-ada saja Sam,
zaman sekarang mana ada setan. He...he...”
jawab Andi sambil mentertawakan Samsul
“Ada!!!” jawab Uchop dengan suara yang agak keras
“Apa??” !!! “tanya Samsul dan Andi serentak .
“iya,, macam-macam setan ada “ tambah si Uchop ..
“ihhhh.........biar bener..!! kamu ini Uchop bikin takut aja deh” Suara Andi
dengan agak tipis dengan wajah ketakutan .
“ iya ada itu hantunya ..arhh...lari” Uchop menakut-nakuti sahabatnya .
“arrhhhh.................!!!”teriak Andi dan Samsul.
“sudah- sudah .........aku Hanya iseng aja kok.. he he he.” Uchop ketawa
terbahak-bahak..
Mereka berjalan agak cepat karena Uchop merasa agak seram, hanya suara hentakan
kaki mereka yang kedengaran. tiba-tiba Uchop berhenti, Samsul dan Andi pun ikut
berhenti.
“Ada apa Uchop kok berhenti.? Kamu ni ada-ada saja deh ...” tanya Samsul .
“Iya Uchop ada apa sih? Kok bengong?”, sapa Andi.
“ushhhhh diam, kamu dengar nggak apa yang aku dengar “ tambah Uchop.
“Emangnya kamu dengar apa sih.? Dari tadi aku nggak dengar apa-apa” ujar Andi.
“iya .... aku tau kamu hanya mau nakut-nakuti kami kan ?”, tanya Samsul yang
merasa Uchop hanya menakut-nakuti saja.”
“nggak .! kali ini aku tidak main-main , aku mendengar sesuatu”, kata Uchop.
“ih......Uchop kamu dengar apa-an sih.? Jangan main-main loh kita Hanya
bertiga di sini” Andi tambah merasa ketakutan.
“ Aku terdengar suara bayi menangis”, bulu kuduk Uchop semakin merinding .
“Bayi menangis...., kata ibuku, kalau ada suara bayi menangis terdengar, berarti”...Samsul tambah
mengharukan suasana.
“Berarti .............PONTIANAK..........ARHHHH..........”
Mereka bertiga
berlari secepat mungkin, tanpa menoleh kebelakang. Setelah selesai berlari
akhirnya kampung Uchop kelihatan dari jauh. Lampu-lampu rumah sudah terlihat
dengan jelas, Uchop merasa gambira karena sudah dua tahun Uchop tidak pulang ke
kampung. Sambil berjalan Andi memuji –muji kampung Uchop dan dia merasa liburannya
kali ini paling bermakna dalam hidupnya. Selalunya kalau libur semester Andi
pergi ke luar negri seperti Korea ,Jepang, China, Amerika dan banyak lagi. Sambil berjalan Samsul
melihat ke kiri dan ke kanan tiba-tiba Samsul melihat ada sesuatu ,lalu bertanya
kepada Uchop.
“Uchop kok ada kuburan di kawasan sini .???” tanya Samsul.
“aku jugak nggak tau, dua tahun yang lalu di kawasan ini Hanya ada pohon
pisang dan rumput ilalang.” Jawab Uchop dengan rasa penasaran.
“Uchop rumah kamu di mana sih? Aku udah capek nih!!!” Tanya Andi yang
sedang lelah karena lari.
“Nah, itu dia rumahku! Alhamdulillah akhirnya sampai juga.”
Sesampainya Uchop dan sahabatnya di rumah, Uchop mengajak sahabatnya mandi
dan kemudian baru makan. Ibu dan Ayah Uchop sangat senang karena anak sulungnya
pulang liburan di kampungnya tahun ini. Karena tentu saja ayah Uchop tidak bisa
melawat Uchop ke kota karena ayah Uchop harus menjaga ibu Uchop yang sedang
hamil anak kedua dan diperkirakan adik Uchop adalah perempuan. Uchop sangat
senang mendengar berita tersebut karena Uchop sudah lama ingin mempunyai adik perempuan.
Tidak terasa waktu berlalu begitu
cepat sudah dua minggu mereka berada di kampung Uchop. Uchop membawa
sahabat-sahabatnya berjalan-jalan
keliling sawah, mandi di air terjun, memancing dan membantu ayahnya menanam
padi di sawah. Samsul dan Andi merasa sangat senang dan merasa bahwa liburan
kali ini merupakan libur yang paling seru yang pernah mereka alami.
Uchop masih tertanya-tanya tentang kuburan yang ada di pinggir jalan. Lalu
ia pun menanyakan hal ini kepada Ibunya.
“Ibu, seingat Uchop dua tahun yang
lalu di pinggir jalan di sebelah kiri sana Hanya ada pohon-pohon pisang dan rumput ilalang. Kok, sekarang ada
banyak kuburan? Ada kuburan anak-anak dan juga orang dewasa. ”
“Oh iya, Ibu lupa memberitahu kamu,
dua tahun yang lalu kematian di kampung kita meningkat, termasuk bibi kamu yang
sedang hamil!, Bibi kamu meninggal karena di makan perakang. Saat bibi kamu mau
melahirkan, paman kamu pergi mencari dukun. Dan ketika dukun tersebut sampai di rumah,dukun
tersebut langsung menutup pintu kamar selama berjam-jam. Paman mu menjadi
curiga, lalu paman mu mendobrak pintu kamar, dan apa yang paling menyedihkan
lagi bibi kamu meninggal dalam berlumur darah , dan bayi bibi kamu berada di
tangan dukun itu. Bayi itu sudah tidak bernyawa lagi. Dan kematian bibi kamu
pun menjadi buah bibir orang kampung di sini. Anak-naka yang masih balita pun
banyak yang menjadi mangsa perakang ”, jelas Ibu Uchop tentang peristiwa yang terjadi selama dua tahun yang
lalu.
“jadi Bu, siapa nama Dukun itu”
tanya Uchop
“Nenek Ida.” Ibu menjawab
sejelas-jelasnya.
“Apa???” Uchop kaget mendengar nama
Nenek Ida.
“Iya, Nenek Ida! Emangnya kamu
kenal??”tanya Ibu Uchop dengan rasa penasaran.
“Tidak Bu, Hanya bertanya saja.” Uchop sengaja tidak
memberitahu Ibunya karena Uchop takut kalau-kalau Ibunya khawatir tentang hantu perakang.
Mulai saat itu Uchop lebih
berhati-hati karena yang tahu nenek Ida itu perakang hanya Uchop. Uchop banyak
tau tentang nenek Ida melalui paman Saiful. Tapi kata Paman Saiful bisa percaya
bisa tidak. Tapi Uchop percaya bahwa nenek Ida itu Perakang.
Pada suatu hari saat Uchop
dan sahabat-sahabatnya berjalan-jalan keliling kampung, Uchop bertemu dengan
nenek Ida yang sedang berjalan sendiri. Uchop
pun memberanikan diri untuk menyapanya.
“Woi, perakang mengapa kau tidak
henti-hentinya mengganggu kampungku. Gara-gara kau penduduk di kampung ini jadi
tidak aman.” Ujar Uchop
Tapi nenek Ida tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh Uchop, ia
terus saja berjalan tanpa menghiraukan keberadaan Uchop dan sahabatnya. Sahabat-sahabat
Uchop tidak menggetahui apa pun tentang perakang, Uchop sengaja tidak ingin
memberitahukan pada mereka karena Uchop tidak ingin sahabatnya merasa takut
tinggal dikampungnya.
Tiga hari sebelum Uchop kembali ke kota, pada malam hari ayah Uchop ingin
pergi ke kedai yang agak jauh dari rumahnya. kira-kira kalau berjalan mengambil
masa 20 menit. Ayah Uchop membawa Samsul dan Andi yang masih ingin merasakan
suasana kampung di waktu malam jadi hanya Uchop dan ibu yang berada di rumah.
Tiba-tiba ibunya menjerit” tolong.........!!!!” Uchop terus berlari ke arah si
ibu , dan ternyata si ibu mau melahirkan . Uchop mulai panik dan tak tau mau
berbuat apa.?
“Apa pun yang terjadi, Uchop tidak akan tinggalkan ibu”. Uchop mulai
berteriak “.....tolong......tolong............tolong........tolong.”
Tiba-tiba ada suara datang dari depan
“ Assalamualaikum.”
Uchop sangat terkejut melihat siapa
yang datang. Rupa-rupanya nenek ida .
“cucu .... ibu kamu mau melahirkan biar nenek yang tolong” ujar nenek Ida
sambil mendekat .
“jangan !!!! kalau nenek mendekat aku akan berteriak” Uchop sangat marah
sambil memegang ibunya .
Nenek ida langsung menolak Uchop dan menarik ibunya ke dalam kamar. Uchop pun lari ke dapur mengambil parang dan terus
menuju ke kamar, tetapi kamar terkunci , Uchop berusaha membukanya , tiba-tiba Samsul,
Andi dan ayah Uchop datang lalu Uchop memberitau ayahnya di dalam ada nenek ida
dan ibunya. Uchop Samsul, Andi ,dan ayahnya menolak pintu sampai terbuka .tapi
sudah terlambat ibu Uchop sudah tidak tertolong ,dan nenek ida masih di tempat
kejadian dan menganggap semua ini adalah musibah. parang yang Uchop pegang
langsung dilemparkan ke arah nenek ida dan terkena perut nenek Ida ,dan akhirnya
nenek Ida pun mati.
Apa yang Uchop takut kan terjadi ,dan masa depan Uchop hancur karena Uchop
kena hukuman gantung sampai mati karena telah membunuh nenek Ida.
T A M A T