Cerpen : toyol gondrong
Penulis : aswan amir
Di sebuah kuburan yang sangat seram
tinggallah dua orang toyol yang satunya botak dan yang satunya lagi gondrong,
toyol yang botak adalah ayah nya si toyol gondrong, toyol gondrong sangat beda
dengan toyol-toyol lainnya, dimana semua toyol botak dia saja yang mempunyai
rambut panjang. Karena dia gondrong dia pun diberi nama gondrong, gondrong
sangat di pinggirkan oleh sukunya sendiri karena kelainan bentuk fisiknya,
hari-hari gondrong menangis memikirkan nasib nya yang malang, setiap hari di
hina dan di caci maki oleh semua yang melihat nya.
Gondrong
selalu di ketawakan dan di ejek oleh semua toyol yang berkepala botak. Entah
mengapa hati gondrong tiba-tiba ingin cari tahu kenapa dia saja yang berambut
panjang sedangkan ayahnya botak, gondrong berpikir untuk bertanya kepada
ayahnya. Ayah gondrong sudah lama menduda, dan kerja nya Cuma mencuri uang
untuk memberikan kepada manusia dan Ayah gondrong bernama Ali botak dan sangat
tua. Gondrong sangat gelisah menunggu ayahnya pulang daripada mencuri, gondrong
ingin bertanya tentang asal-usul nya kepada ayahnya.
Gondrong
ingin bertannya kepada ayahnya, mengapa semua toyol botak dan dia saja yang berambut
panjang baru kali ini gondrong terpikir untuk bertanya kepada ayah nya. Capek
menuggu ayah nya pulang gondrong pun keluar berjalan-jalan tiba-tiba gondrong
bertemu dengan toyol yang seumuran dengan nya lalu toyol tersebut menghina
gondrong sehabis-habisnya, toyol tersebut bernama tobing, tobing pun mencaci
maki gondrong di depan banyak
toyol-toyol lainnya.
“
hoi......toyol gondrong yang tidak tahu malu, kenapa muka mu jelek ahhh, tidak
sama seperti kami semua, kami semua tampan dan bergaya tidak sama seperti kau,
yang berambut panjang dan tinggi, semua toyol dalam dunia ini pendek-pendek dan
botak tapi mengapa kau lain,emang nya enak hahahahahaha” kata tobing sambil
ketawa terbahak-bahak.
“
ada apa dengan kau tobing, selalu saja mengejek ku, apa salahku, aku tidak
pernah menganggu mu tapi mengapa kau selalu saja mengangguku, apa kau tidak
punya pekerjaan, aku tidak minta lahir di dunia seperti ini dan aku tidak minta
cacat sebegini,” jawab gondrong yang mempertahankan dirinya daripada di hina.
“
woi...toyol gondrong yang tidak tahu mahu! Sadar diri dong sikit, kau itu
keturunan toyol tapi sikapmu tidak sama seperti kami, kerjaan kami setiap hari
cuma pergi mencuri, tetapi kau kerjanya Cuma menyanyi dan menyanyi, seingat aku
keturunan toyol tidak ada yang pandai menyanyi, aku jadi curiga sekarang
jangan-jangan kau bukan keturunan toyol sebenarnya,hahhahahahahahha” tambah
tobing yang mencurigai gondrong itu mungkin bukan keturunan toyol.
“
heeeyy...! tobing yang berkepala botak berkilat , kalau bicara baik-baik yahh,
kau pikir aku ini apa ahh, kalau ayah aku itu toyol sudah pastilah aku ini
toyol, kenapa juga kau selalu mengangguku apa yang kau mahu dan satu lagi yang
harus kau tahu memang aku ini keturunan toyol tetapi aku tidak seperti kamu
kerjanya setiap hari cuma mencuri dan mencuri, apa tidak ada kerja lain,
memangnya kau dapat apa jika kau pergi mencuri, yang kau dapat Cuma dosa-dosa,
dasar toyol botak” ujar gondrong membalas kata-kata daripada tobing yang sangat
sombong dan angkuh, tobing memang selalu menganggu gondrong jika ketemu pasti
gondrong di ejek dan di hina, tetapi gondrong selalu membela dirinya sendiri
dan membalas kata-kata daripada tobing si toyol yang botak.
Gondrong
lalu kembali kerumah nya karena gondrong tidak kuat untuk berdepan dengan
toyol-toyol botak yang jahat selalu saja menganggunya, sesampai saja gondrong
di rumah nya dia melihat ayahnya yang kepenatan dari mencuri, itulah kerja ayah
nya hari-hari pergi mencuri. Gondrong pernah mengikut ayah nya pergi mencuri
dan belajar mencuri daripada ayahnya, tapi nasibnya malang itu karena ada
manusia melihatnya dan berkata
kuntilanak.
Gondrong sangat sedih bila manusia itu bilang
dia kuntilanak padahal dia toyol, setelah peristiwa itu gondrong tidak lagi
pernah menginkuti ayahnya pergi mencuri. Gondrong teringat yang ia ingin
bertanya kepada ayah nya tentang dirinya yang ganjil, gondrong pun duduk di
sebelah ayahnya.
“
ayah...bisa nggak aku bertanya sesuatu “ kata gondrong sambil menundukkan
kepala.
“
ada apa anak ku....! Tanya lah ayah akan menjawabnya” jawab ayah gondrong
sambil memegan pungguk nya si gondrong.
“
tapi ayah jangan marah yahh, yang aku mahu tanya adalah tentang diriku” tambah
gondrong lagi sambil menatap ayahnya.
“
ada apa dengan kamu, anak ku! Apa yang kau mahu tanyakan” kata ayahnya juga
menatap gondrong.
“
ayah....kenapa aku berbeda dengan toyol lainnya, setiap hari rambut ku semakin
memanjang dan sudah ku potong tapi tetap saja tumbuh kembali dan kenapa toyol
lain nya semuanya botak, tidak ada satu toyol pun yang sepertiku, bapak sendiri
botak tetapi mengapa aku ini gondrong” ujar gondrong yang agak kesal pada
dirinya.
“
anakku..ayah juga tidak tahu, tetapi apa yang penting adalah kamu tetap anak
bapak sampai kapan pun, dan jangan lah perduli tentang toyol-toyol lain” jawab
ayahnya gondrong dengan jelas
“
tapi aku malu setiap hari aku di hina dan di caci maki terus oleh toyol-toyol
botak, betulkah kata mereka aku ini bukan anak ayah yang sebenar, benar kah apa
yang mereka katakan itu, jawab dengan jujur ayah” gondrong mulai mendesak
ayahnya untuk memberitahu pekara yang sebanar
“
sekarang kau sudah dewasa, dan sudah saatnya kau tahu siapa dirimu yang sebenar,
15 tahun yang lalu ketika ayah pergi mencuri ke rumah manusia, secara tidak
sengaja ayah terserempak dengan kuntilanak di dalam hutan yang gelap, kami
bercerita sesama sendiri lalu kami pun berjalan bersama, entah mengapa
tiba-tiba datang kakek kamu dan kami di tangkap basah olehnya, padahal baru
seminit ayah berkenalan dengan kuntilanak itu, dan kakekmu menyuruh ayah
menikahi kuntilanak itu, ayah menolak dan menolak tetapi apa kan daya kakekmu
mahu membunuh ayah jika tidak menikahi kuntilanak itu, ayah terpaksa mengikuti
kehendak kakekmu dan kami pun menikah” ujar ayahnya gondrong yang mengingat
kenangan dulu.
“
jadi selepas itu, apa yang terjadi” kata gondrong yang mulai panasaran
“
setelah itu kami dinikahkan meskinpun ayah tidak mencintai kuntilanak itu, batin
ayah tersiksa karena keluarga kuntilanak tidak bisa menerima bapak seadanya,
dan bapak dan ibu mu terpaksa berpisah” tambah ali toyol sambil termenung jauh.
“
jadi, aku ini anak siapa? ” Tanya gondrong yang agak sedih
“
gondrong...kamu tetap anak ayah sampai kapan pun, meskipun kamu beda tetapi
ayah senantiasa sayang dan menganggap kamu sebagai anak ayah sendiri”
“
tetapi mengapa ibu tidak pernah menjengguk aku, apa ibu malu punya anak seperti
aku” gondrong semakin sedih mengingat ibunya yang tidak pernah ia lihat sejak
kecil lagi.
“
ayah dengar-dengar ibu kamu sudah menikah dengan hantu drakula dan sekarang
ayah tidak tahu ibu kamu dimana sekarang, dari kecil hanya ayah yang merawatmu
sehingga sekarang”
“
mengapa harus terjadi seperti ini, aku yang tidak berdosa menjadi mangsa”
gondrong semakin sedih.
“
sudah anak ku, jangan di kenang kisah yang lalu biarlah peristiwa kemarin
menjadi kenangan silam yang takkan pernah kembali, hidup harus di teruskan
anggaplah semua ini adalah takdir kita kamu masih muda dan masih jauh
perjalanan yang harus kamu tempui jadi persiapkan lah diri daripada sekarang,
perdulikan omongan omongan jahat daripada toyol yang tidak punya hati nurani”
pak ali toyol menasihati anaknya agar mampu menjalani kehidupan nya dimasa
hadapan.
“
tapi bagaimana aku bisa hidup dengan tenang kalau setiap hari aku selalu di caci
dan di maki, mampukah aku terus hidup lalu siapa yang memahami hati ini, aku
juga punya perasaan dan juga punya hati nurani, lalu sampai kapan aku bisa
bertahan hidup dalam dilema sebegini” gondrong tidak tahu harus berbuat apa
lagi karena ia tidak tahan di caci oleh suku nya sendiri.
Gondrong
telah membuat keputusan untuk pergi daripada tempat tinggalnya dan ingin
memulai kehidupan baru, gondrong berharap jika ia pindah nanti makhluk lain
dapat menerima dia seadanya dan ada yang memahaminya, gondrong ingin membawa
ayahnya pergi tetapi ayahnya tidak mahu meninggalkan tempat tinggalnya karena
ayahnya lebih nyaman tinggal di tempat asalnya. Gondrong pun nekat untuk pergi
daripada tempat tinggal nya dan meninggalkan ayahnya yang botak lagi
pendek.
Tetapi
ayahnya tidak membenarkan gondrong pergi karena ia tidak mahu gondrong tersasar ke jalan yang sesat, setiap ayah di
dunia ini pasti ingin mahu anaknya bahagia dan Berjaya mana ada ayah yang
sanggup melihat anak kandung nya sensara, sejahat jahat nya harimau mana ada
harimau mahu makan anak mya sendiri. Tetapi gondrong sudah nekat untuk pergi,
gondrong ingin mencari ketenangan dirinya yang tidak pernah ia temui dan
mencari jati diri sebenar karena gondrong masih muda dan masih jauh lagi
perjalanan yang ia harus mahu tempuh.
Gondrong
sangat benci sekali keturunan toyol karena tidak punya hati nurani selalu saja
menyakiti gondrong meskipun gondrong juga keturunan toyol tidak ada satu pun
toyol yang mahu menerima gondrong kecuali ayahnya sendiri dan gondrong bertekad
untuk mencari ibunya siapa tahu suku kuntilanak mahu menerimanya seadanya,
gondrong berharap keturunan kuntilanak bisa menerimanya dengan hati terbuka.
tapi sebelum gondrong pergi ia minta pamitan sama ayahnya terlebih dahulu.
“ ayah....! aku ingin pergi dari sini, aku
sudah tidak tahan hidup dengan hinaan suku ku sendiri biarlah aku pergi mencari
ketenangan hidup dan mencari jati diri ku yang sebenar” Tanya gondrong yang
meminta izin kepada ayahnya.
“
apa.......! sampai kapan pun ayah tidak akan membenarkan kamu meninggalkan
bapak, langkah mayat ayah dulu kalau kau mahu pergi.” Kata ali toyol yang sedih
anak nya ingin pergi meniggalkan nya.
Gondrong
pun tidak perduli dengan kata-kata ayahnya dan gondrong pun pergi tanpa
sepengetahuan ayahnya, karena gondrong tidak ingin ayah nya melarang nya pergi
karena keputusan nya sudah bulat dan tak bisa di ganggu gugat. Tetapi jauh dari
lubuk hati gondrong yang paling dalam,
gondrong sangat sedih karena meninggalkan satu-satunya toyol yang ia sayang dan
ia cintai tidak lain ayahnya sendiri.
Gondrong
pergi untuk mencari ketenangan dan kebahagian yang tak pernah ia temui dan ia
rasakan. Salah kah jika gondrong terlahir daripada dua suku yang berbeda,
ayahnya dari kaum toyol dan ibunya dari kaum kuntilanak dan gondrong yang
menjadi mangsa karena kehodohan rupanya, toyol juga bukan, apalagi kuntilanak
jauh perbedaan nya, dan sekarang tiada siapa yang mahu berteman dengan
gondrong. Satu-satu nya jalan adalah lari daripada kehidupan nya dan memulai
kehidupan baru.
Selama
dua hari gondrong pergi dan Banyak
tempat yang gondrong pergi tetapi tidak ada satu tempat pun yang bisa menerima gondrong, sehingga
lah gondrong singgah pada suatu tempat
yang sangat gelap, tiba-tiba ada benda sedang bergerak-gerak di arah pohon yang
sangat tinggi,pohon itu di nama kan pohon ARA.
Gondrong pun sangat ketakutan karena itulah
pertama kali gondrong lari daripada rumahnya. Angin pun bertiup kencang menerpa
gondrong dari arah kiri dan kanan, tiba-tiba ada bunyi yang sangat kuat datang
dari atas pohon. “ he......he.....he......he.....he..” bunyi itu semakin lama
semakin kuat, gondrong pun sangat takut sekali dan gondrong pun berkata, “
siapa itu...???” kata gondrong sambil berdiri. Angin pun semakin lama semakin
kencang dan bunyi dari atas pohon pun semakin kuat, badan gondrong semakin
mengigil dan kesejukan di tambah bunyi perut yang menandakan yang gondrong dua
hari belum pernah makan.
Selang
beberapa minit kemudian bunyi tersebut berhenti secara tiba-tiba dan angin pun
mulai redah, gondrong mulai lega karena gondrong sangat takut sama drakula si
pengisap darah yang paling ganas yang pernah ada, gondrong kembali duduk dan
dalam duduk nya gondrong tiba-tiba tertidur karena penat berjalan tetapi belum
ada juga tempat yang ia jumpai. Dalam tidur nya godrong bermimpi bertemu dengan
ayahnya.
“
ayah...! maafkan gondrong yang sudah pergi meninggalkan ayah, ampunkan lah dosa
gondrong ayah, gondrong tidak ingin jadi anak durhaka,,” kata gondrong dalam
mimpi nya yang bertemu dengan ayah nya.
“
anak ku....! ayah berharap kamu bisa menjaga diri dengan baik karena hidup di
tempat sendiri tidak sama dengan hidup di tempat orang lain, ayah melarang
karena ada sebab nya nanti juga kamu tahu mengapa ayah melarang mu pergi, ayah
mana dalam dunia ini mahu melihat anak nya sengsara semua orang tua dalam dunia
ini mahu melihat anak nya hidup dengan bahagia, jika kamu sudah ketemu dengan
apa yang kamu cari pulang lah ke tempat asalmu. Kamu harus ingat anak ku, kalau
suku kita sendiri tidak bisa menerima kita apa ada nya apalagi suku lain, kalau
kamu mahu ketemu dengan ibu mu, pergi lah ketempat yang bernama, ASMARADANA,
disitu ibu mu tinggal, nama ibu mu adalah Laila lopez, jika kamu ketemu dengan
ibu mu bilang saja kamu anak nya si toyol ali, selamat tinggal anak ku..” ujar
ayah nya gondrong sambil pergi dari dalam mimpi nya.
“
ayah...! ayah....! ayah....!” gondrong berteriak dalam mimpi nya, tiba-tiba
gondrong terbangun dari tidur nya sambil berpikir tentang apa yang ayah nya
katakan dalam mimpi nya, air mata gondrong juga mengalir satu persatu jatuh
membuai rindu kepada ayah sendiri. Sementara gondrong menangis tiba-tiba gondrong terdengar suara datang
dari arah depan gondrong melihat kearah suara tersebut tetapi gondrong tidak
melihat apa-apa karena suasana nya terlalu gelap tetapi suara tersebut semakin
lama semakin mendekati gondrong, tanpa membuang masa gondrong terus berdiri
lalu berkata.
“
hoi......! siapa kamu, tolong jangan ganggu aku, aku kesini hanya untuk berehat
sebentar saja karena terlalu penat dan sudah dua hari tidak makan” kata gondrong sambil melangkah kan kaki nya
ke belakang.
“
aah...!aah....!aah....!aah....! aah....! aku lah kuntilanak, hahahahah..”
kata-kata yang datang dari arah depan sambil mendekat dengan gondrong, lalu ia
mengejutkan gondrong.
“
arhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.......!!!!.kuntilanak..!” gondrong berteriak kencang,
alangkah kah terkejut nya kuntilanak itu mendengar suara gondrong dan melihat
wajah gondrong yang sangat aneh.
“
ahhhhh....!!! kuntilanak “ kata
kuntilanak itu sambil berteriak kencang karena terkejut melihat gondrong yang
berambut panjang.
“
hoi..! aku bukan nya kuntilanak lah, aku ini toyol apa kau tidak dapat
membedakan kuntilanak dengan toyol” kata gondrong yang memberitahu kuntilanak
tersebut yang ia bukannya kuntilanak tapi dia toyol.
“
bagaimana aku mahu membedakan, mana ada toyol berambut panjang semua toyol yang
berada di dalam dunia ini berkepala botak, tetapi kau pula lain, hahahh” kata kuntilanak tersebut sambil ketawa
terbahak-bahak
“
terserah kamu saja, memang aku ini toyol tapi ibu ku kuntilanak” kata gondrong
yang menjelaskan kepada kuntilanak tersebut.
“
hahahahah....kuntilanak, baru pertama kali aku melihat hantu ganjil seperti mu,
nama kamu siapa?” Tanya kuntilanak tersebut sambil ketawa.
“
nama ku toyol gondrong, panggil saja aku gondrong kalau nama mu?” gondrong
kembali bertanya.
“
nama ku tasya lopez, panggil saja aku tasya.” Jawab tasya si kuntilanak
berambut panjang seperti gondrong
“kok
nama kamu hampir sama dengan nama ibu aku?”
tanya gondrong yang merasa heran
“
emangnya nama ibu kamu apa” Tanya tasya lagi yang juga ikut heran
“
nama ibu ku, laila lopez sama nama belakang kamu ada lopez nya” kata gondrong sambil menjelaskan nama
ibunya.
“astagafirlaulazim...!laila
lopez.......berarti kita satu ibu, nama ibu ku juga laila lopez sama seperti
mu” kata tasya yang sangat kaget mendengar nama ibu gondrong.
“apa
benar..! jadi ibu kita mana sekarang aku mahu ketemu nya” kata gondrong.
“
sudah terlambat, ibu sudah lama meninggal mati bunuh diri” kata tasya sambil
menitiskan air mata nya.
“
apa....! ibu............! tidak mungkin......! ini tidak mungkin terjadi...!
ibu.......!!!!ahhhhhrrr” kata gondrong sambil menangis sejadi-jadi nya.
Gondrong
tidak bisa menahan tangisan nya sehingga yang keluar daripada mata bukan lagi
air mata melainkan darah, betapa sakit
nya hati gondrong apabila mendengar ibu
nya sudah lama meninggal dan sakit hati gondrong menjadi-jadi apabila ia
mengatahui ibunya mati akibat daripada suami nya yang kedua tidak lain si
drakula penghisap darah, kata tasya ibu nya setiap malam di pukul terus sama si
drakula yang ganas sehingga ibu sudah tidak tahan untuk terus hdup.
ibu nya pun mengambil keputusan untuk bunuh
diri karena tidak sanggup menahan sengsara yang ada di dalam hati nya. Setelah
kejadian tersebut tasya melarikan diri daripada ayah nya si drakula yang ganas.
Tasya ingin di kawinkan dengan suku ayah nya tapi tasya tidak mahu nanti dia
jadi seperti ibu, ibu tasya berpesan kepada tasya agar tidak menikah dengan
mana-mana drakula karena semua drakula sangat jahat dan ganas.
Gondrong
pun bercadang untuk untuk membawa adik tiri nya tasya untuk pergi ke tempat di
mana gondrong tinggal bersama ayah nya, walau bagaimana pun gondrong dan tasya
tetap satu ibu lahir dari perut yang sama meskipun berbeda ayah, gondrong ayah
nya toyol dan tasya ayah nya drakula. Sesampai saja gondrong di kampung nya
kuburan yang sangat sepi, ia langsung
kerumah ayah akan tetapi rumah kosong dan barang yang ada dalam rumah nya
terhambur seperti sudah terkena angin taufan, gondrong pun berteriak kencang
tetapi tidak ada sesiapa yang menjawab kecuali bunyi tikus dan cicak.
Gondrong pun lalu pergi bertanya kepada jiran
tetangga nya ayah nya pergi kemana, mengdengar kata dari tetangganya hati
gondrong seperti hancur berderai seperti tidak ada artinya, bagaimana tidak
orang yang satu-satu nya ia sayang telah pergi selama-lamanya akibat perbuatan
si drakula yang mencari gara-gara di kampung halaman nya.
Seluruh
kampung nya musnah di ganggu oleh drakula si pengisap darah, kata tetangga nya
ayah gondrong tidak sempat menyelamatkan
dirinya daripada sekumpulan drakula,
gondrong kembali menangis dan menangis karena gondrong sangat menyanyangi ayah
nya yang sudah bersusah payah membesarkan nya dari kecil sehingga dewasa, berhari-hari
gondrong menangis sehingga ia menjadi buta dan tidak bisa melihat apa-apa
kecuali padangan nya hitam dan gelap gulita, dengan keadaan nya yang buta ia
tidak bisa buat apa-apa kecuali menangis kehilangan kedua orang tua nya.
Setiap anak pasti bersedih kalau kedua orang
tua nya sudah tidak ada, karena sejahat jahat nya orang tua itu pasti ada
kebaikan nya dan tetap orang tua, gondrong menyesal belum cium kedua telapak
kaki ayah dan ibu nya dan memohon ampun, dan ia lari dari rumahnya tanpa restu
ayah nya itulah membuatkan gondrong menyesal seumur hidup.Hanya tasya saja yang
menjaga dan merawat gondrong setiap hari nya, karena cuma tasya saja keluarga
yang gondrong ada.
Hargailah
orang tua kita selagi ia masih hidup dan jangan sia-sia kan masa yang ada,
jangan pernah merasa hidup di dunia tiada siapa yang sayang dan cintakan kita,
karena kita lahir di dunia karena cinta.Takdir kita tidak bisa merubah nya
selain mejalaninya dengan lapang dada serta biarkan caci maki setiap kata
karena itu akan menjatuhkan kita.
Percaya dengan diri sendiri tidak ada yang
meminta di lahirkan di dunia cacat, semua mahu jadi sempurna tapi kenyataan nya
itu tidak mungkin selagi bumi masih berputar selagi mentari bertukar menjadi
rembulan selagi itu semua tidak pernah akan terjadi, memang melalui nya sulit
terkadang mahu saja lari dari segala-galanya. Percaya selagi kita hidup selagi
itu kita mampu anggap saja cacian, makian, hinaan satu kritikan harus kita
terima dengan hati yang terbuka, kita hidup tidak lari dari masalah tidak lari
kritikan, selagi jantung masih berdegup selagi nafas masih ada selagi itu kita
bisa hidup dan berjuang.
14/6/2013 jumaat
T
A M A T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar